Hubungan Kemampuan Efektif Membaca dengan Strategi Membaca

Hubungan Kemampuan Efektif Membaca dengan Strategi Membaca

Oleh | Rabu, 21 Juni 2023 23:35 WIB | 1.303 Views 2023-06-21 23:35:40

Definisi Kemampuan Efektif Membaca (KEM)

Kemampuan membaca yang baik merupakan hal yang sangat penting dalam suatu bacaan. Dalam proses membaca terdapat dua komponen utama yang bekerja secara dominan, yakni (a) kerja mata untuk melihat lambang-lambang grafis, dan (b) kerja otak untuk memahami dan memaknai lambang-lambang grafis tadi menjadi sebuah informasi yang utuh dan lengkap. Kemampuan fisik berupa kemampuan mata melihat lambang, selanjutnya disebut kemampuan visual, sedangkan kemampuan psikis yang melibatkan kemampuan berpikir dan bernalar, selanjutnya disebut kemampuan kognisi (Mulyati, 2018).

Beberapa pakar pendidikan dan pengajaran membaca menyamakan istilah KEM dengan speed reading (membaca cepat). Kemampuan membaca cepat atau kecepatan membaca itu ditunjukkan oleh kemampuan membaca sejumlah kata yang dibaca dalam satuan menit (kata per menit), yakni rata-rata tempo baca untuk sejumlah kata tertentu dalam waktu tempuh baca tertentu. Penggunaan istilah KEM di kalangan para ahli bahasa memiliki istilah berbeda-beda. Harjasujana ( dalam Yunus, 2010) menyebutkan KEM sebagai Kecepatan Efektif Membaca, sedangkan Tampubolon (2008) menyebutnya sebagai Kemampuan Efektif Membaca. Walaupun keduanya mendefinisikan KEM dengan istilah yang berbeda, tetapi maksud yang disampaikan memiliki kesamaan.

Kecepatan Efektif Membaca (KEM) menurut Harjasujana adalah kecepatan yang dicapai oleh pembaca berdasarkan rumus banyaknya jumlah kata dibagi panjangnya waktu yang diperlukan, diperbanyak dengan persentase skor yang diperoleh. Selanjutnya, Tampubolon (2008) menyebutkan bahwa Kemampuan Efektif Membaca (KEM) adalah kecepatan membaca dan pemahaman isi secara keseluruhan. Jadi, ada dua aspek yang dinilai dalam KEM ini, yakni kecepatan dan pemahaman isi.

KEM merupakan perpaduan dari kemampuan motorik (gerak mata) atau kemampuan visual dengan kognitif seseorang dalam membaca (Harjasujana & Mulyati, 1987). Dengan kata lain, KEM merupakan perpaduan dari rata-rata kecepatan membaca dengan ketepatan memahami isi bacaan. Dengan demikian, KEM adalah kemampuan membaca secara cepat dan tepat dengan tanpa mengabaikan pemahaman terhadap isi secara menyeluruh.

Sejalan dengan Nurhadi (2005) menyatakan bahwa membaca efektif artinya pendekatan kecepatan membaca harus diikuti pula oleh pendekatan pemahaman terhadap bacaan. Biasanya kecepatan dikaitkan dengan tujuan membaca, keperluan, dan bahan bacaan. Efektif artinya, peningkatan kecepatan membaca itu harus diikuti pula oleh peningkatan pemahaman terhadap bacaan. Pembaca yang efektif dan kritis tahu tentang apa yang perlu digalinya dari bahan bacaan secara tepat, mengabaikan unsur-unsur yang kurang penting, serta membuang hal-hal yang tidak diperlukan.

Seorang pembaca yang ideal bukanlah orang yang mampu membaca secara cepat dengan pemahaman yang rendah, bukan pula yang mampu memiliki pemahaman yang tinggi dengan kecepatan membaca yang rendah. Pembaca yang mampu membaca cepat dengan pemahaman rendah adalah pembaca yang sia-sia sebab apapun yang ia baca tidak bisa ia pahami. Bukankah membaca tanpa pemahaman adalah hal yang sia-sia. Ia memang mampu memahami bacaan, namun berapa lama waktu yang is perlukan untuk membaca. Terkadang ia harus membaca berulang-ulang. Dengan demikian ia telah kehilangan banyak waktu yang seharusnya dapat ia gunakan untuk membaca bacaan yang lain.

Seseorang yang dapat memahami suatu bacaan atau wacana, akan menemukan wujud skemata yang memberikan usulan yang memadai tentang suatu bacaan. Proses pemahaman suatu bacaan adalah menemukan konfigurasi skemata yang menawarkan uraian yang memadai tentang suatu bacaan. Sampai sekarang, konsep skema merupakan jalan yang paling memberikan harapan dari sudut wacana pada umumnya karena skemata merupakan bagian dari penyajian pengetahuan latar, luasnya pengetahuan, dan pengalaman pembaca.

Dalam hal ini, guru mempunyai peranan yang sangat besar untuk mengembangkan serta meningkatkan kemampuan yang dibutuhkan dalam membaca. Usaha yang dapat dilakukan guru diantaranya (1) Dapat menolong para siswa untuk memperkaya kosakata mereka dengan jalan memperkenalkan sinonim kata-kata, antonim, imbuhan, dan menjelaskan arti suatu kata abstrak dengan mempergunakan bahasa daerah atau bahasa ibu mereka, (2) dapat membantu para siswa untuk memahami makna struktur-struktur kata, kalimat dan disertai latihan seperlunya, (3) dapat meningkatkan kecepatan membaca para siswa dengan menyuruh mereka membaca dalam hati, menghindari gerakan bibir, dan menjelaskan tujuan membaca. (Yasrul Efendi, 2008).

Berdasarkan ulasan di atas, pembaca yang efektif adalah pembaca yang mengutamakan kecepatan membaca, tanpa mengabaikan pemahaman terhadap isi bacaannya. Pembaca efektif adalah orang yang memahami benar seberapa cepat ia membaca dan seberapa persen ia harus memahami isi bacaan. Dengan kata lain, pembaca yang efektif adalah pembaca yang ideal dan ia adalah pembaca yang fleksibel.

Kefektifan seseorang dalam membaca ditentukan oleh beberapa faktor. Setiap orang akan memiliki kemampuan efektif membaca dengan taraf yang berbeda, bergantung pada kemampuannya menguasai faktor-faktor pokok yang menjadi penentu kemampuan membaca. Diantaranya;

  1. Kemampuan kebahasaan
  2. Kemampuan visual
  3. Kemampuan membangkitkan skema selama membaca
  4. Kemampuan membangun konsentrasi baca (fokus ketika membaca)
  5. Kemampuan membangun prediksi dan pemandu sebelum membaca (menerka isi bacaan dan menentukan apa yang harus ia kuasai)
  6. Kemampuan menguasai strategi dan metode membaca
  7. Kemampuan membaca secara fleksibel (kemampuan menyesuaikan strategi membaca dengan kondisi-baca)
  8. Kemampuan membangun perilaku membaca yang baik (menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk selama membaca)

Kedelapan faktor inilah yang perlu dibina dan dikembangkan hingga kita mampu memiliki kemampuan membaca pada taraf yang optimal.

KEM dan Strategi Membaca

Kemampuan membaca seseorang salah satunya ditentukan oleh ketepatan seorang pembaca menentukan strategi baca yang akan ia gunakan selama ia membaca. Begitu juga dengan pembaca yang fleksibel di mana mampu secara tepat menentukan kecepatan membaca yang ia gunakan untuk mencapai derajat pemahaman yang ia harapkan. Melihat konsep ini, jelaslah bahwa salah satu hal penting yang dapat kita gunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca adalah secara tepat menentukan strategi baca. Mengapa strategi membaca sangat berpengaruh terhadap kemampuan membaca seseorang? Berbagai strategi baca diciptakan agar pembaca mampu membaca secara tepat dan menemukan informasi secara cermat dan tepat. Semua strategi membaca pada prinsipnya merupakan panduan bagi seorang pembaca untuk fokus selama ia membaca. Selain itu, strategi membaca juga menyarankan bagi pembaca untuk memiliki tujuan baca yang jelas hingga ia akan secara optimal mencapai tujuan baca tersebut.  

Standarisasi KEM

Secara umum, kategorisasi pembaca yang dilihat dari sudut kepemilikan KEM-nya dapat ditolokukuri dengan patokan berikut: (literature-a)

Kategori KEM

Angka KEM

Kecepatan Rendah

Di bawah 250 kpm

Kecepatan sedang (memadai)

250 - 350 kpm

Kecepatan Tinggi (efektif)

Di atas 350 kpm

 

Standar KEM untuk masing-masing jenjang sekolah adalah sebagai berikut;

Jenjang Sekolah

Angka KEM

Sekolah Dasar

150 - 200 kpm

Sekolah Lanjutan Pertama

200 - 250 kpm

Sekolah Lanjutan Atas

250 - 300 kpm

Perguruan Tinggi

300 - 350 kpm

Pembaca yang Efektif dan tidak Efektif

a.    Pembaca yang Efektif

Dikatakan sebagai pembaca yang efektif bila;

  1. Membaca dengan kecepatan tinggi (berkisar antara 325-450 kpm).
  2. Kecepatan membaca bervariasi, bergantung pada tujuan, keperluan, dan bahan bacaan.
  3. Aspek yang dibaca adalah satuan pikiran, ide, atau kata-kata kunci saja.
  4. Sedikit terjadi pengulangan gerak mata.
  5. Waktu membaca secara fisik diam.
  6. Menggerakkan bola mata 3 - 4 kali pada setiap barisan bacaan.
  7. Makna yang diambil adalah gagasan-gagasan pokok saja, tanpa banyak melihat unsur-unsur yang kurang menunjang.
  8. Membaca dengan sikap aktif, kritis, dan kreatif.
  9. Konsentrasi terhadap bahan bacaan sempurna.
  10. Membaca dipandang sebagai kebutuhan, bukan suatu tugas atau beban.   

b.      Pembaca yang tidak Efektif

Dikatakan pembaca yang tidak (kurang efektif) bila;

  1. Membaca dengan kecepatan rendah (antara 100-200 kpm).
  2. Membaca dengan kecepatan konstant untuk berbagai cuaca dan kondisi membaca. Kecepatan itu selalu sama meskipun pada tujuan, bahkan bacaan, dan keperluan yang berbeda.
  3. Gerak mata diarahkan/ dipusatkan pada kata demi kata dan memahaminya secara terputus.
  4. Banyak terjadi pengulangan gerak mata.
  5. Menggerakkan bola mata 8 – 12 kali atau lebih pada setiap baris bacaan.
  6. Memvokalkan bahan bacaan. Proses membaca diikuti gerak mulut atau anggota badan lainnya.
  7. Menarik mekna leteralnya dulu (fakta-fakta), unsur subordiana, baru kemudian menyimpulkan gagasan utamanya.
  8. Membaca pasif kalimat demi kalimat.
  9. Konsentrasi tidak sempurna.
  10. Membaca jika hanya ada keperluan atau ada paksaan dari orang lain.



Referensi / Daftar Pustaka


Abidin, Y., Mulyati, T., Yunansah, H. (2018). Pembelajaran Literasi: Strategi Meningkatkan Kemampuan Literasi Matematis, Sains, membaca, dan Menulis. Jakarta : Bumi Aksara

Tampubolon. 2008. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: CV Angkasa. 

Nurhadi. 2005. Membaca Cepat dan efektif. Bandung: Sinar Baru Algesindo. 

Yasrul efendi. (2008). “Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat dengan Menggunakan Metode Speed Reading”, dalam http://id.forums.word-press.com/to-pic-/peningkatan-kemampuan-membaca-cepat-dengan-menggunakan-metode-speed-reading,diunduh tanggal 15 Mei 2023.

Sitasi/Citation/Jadikan Daftar Pustaka Artikel Ini:
Azzahra, I.S.S. (2023).Hubungan Kemampuan Efektif Membaca dengan Strategi Membaca. Pustaka, pp.29. Retrieved from https://www.salamahazzahra.com/pustaka/makalah-bahasa-indonesia/29/hubungan-kemampuan-efektif-membaca-dengan-strategi-membaca/

Baca Full Text (PDF) Diary Siti Salamah Azzahra






Makalah Bahasa Indonesia Lainnya
Kaitan Linguistik Struktural dengan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Kamis, 15 Juni 2023 22:41 WIB
Kaitan Linguistik Struktural dengan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Linguistik struktural merupakan kajian linguistik yang membahas bahasa menggunakan pendekatan pada bahasa itu sendiri. Linguistik struktural sering dipertentangkan dengan linguistik tradisional. Linguistik struktural mengkaji bahasa dari ciri formal yang ada di dalam bahasa, sedangkan linguistik tradisional mengkaji tataran filsafat dan semantik.
Apresiasi Puisi Diksi dengan Gaya Bahasa
Selasa, 13 Juni 2023 22:53 WIB
Apresiasi Puisi Diksi dengan Gaya Bahasa
Diksi atau pilihan kata dalam praktik berbahasa sesungguhnya mempersoalkan kesanggupan sebuah kata dapat juga frasa atau kelompok kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengarnya. Indonesia memiliki bermacam-macam suku bangsa dan bahas
Penulisan Pengutipan dan Daftar Pustaka Menurut American Psychological Association (APA) dalam Karya Tulis Ilmiah
Selasa, 06 Juni 2023 04:22 WIB
Penulisan Pengutipan dan Daftar Pustaka Menurut American Psychological Association (APA) dalam Karya Tulis Ilmiah
Tuntutan seseorang yang berkelut di bidang pendidikan khususnya adalah mampu menciptakan karya tulis ilmiah dengan baik. Tuntutan tersebut dapat berupa tuntutan tugas maupun yang hendak melakukan penelitian. Di dalam membuat sebuah karya ilmiah, kita diharuskan untuk tidak menjiplak karya orang lain karena itu melanggar hak cipta.
Teknik Membaca dengan Metode CATU, metode Surtabaku, dan metode SQ4R
Rabu, 31 Mei 2023 15:39 WIB
Teknik Membaca dengan Metode CATU, metode Surtabaku, dan metode SQ4R
Ada beberapa teknik membaca untuk memudahkan pembaca dalam memahami sebuah bacaan salah satunya yaitu dengan metode CATU, metode Surtabaku, dan metode SQ4R. Pengajaran metode membaca dan sangat fleksibel penerapannya untuk gaya belajar apapun, yaitu dengan teknik membaca yang memiliki konteks yang hampir sama seperti teknik membaca dengan metode CATU, metode Surtabaku serta metode SQ4R
Memirsa, Kemampuan Dasar Berbahasa Kelima
Senin, 03 Oktober 2022 08:37 WIB
Memirsa, Kemampuan Dasar Berbahasa Kelima
Kemampuan berbahasa selama ini dipahami ada 4 buah yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Namun, akhir-akhir ini ada kemampuan berbahasa dasar baru yang diperkenalkan yaitu memirsa
Pembelajaran Kognitif, Gaya Pembelajaran Aktif di Kelas
Minggu, 11 September 2022 20:01 WIB
Pembelajaran Kognitif, Gaya Pembelajaran Aktif di Kelas
Pendidikan sangat berpengaruh terhadap sumber daya manusia, pendidikan dibedakan menjadi dua yaitu formal dan nonformal. Dengan diadakanya pendidikan diusia dini diharapkan dapat membagun pengetahuan-pengetahuan sebagai dasar untuk memperoleh pengetahuan umum.