Aspek Pengajaran Bahasa Indonesia dalam Kaitannya dengan Keterampilan Berbahasa

Aspek Pengajaran Bahasa Indonesia dalam Kaitannya dengan Keterampilan Berbahasa

Oleh | Sabtu, 19 Agustus 2023 10:32 WIB | 600 Views 2023-08-19 10:32:27

Pengantar Pembelajaran Bahasa

Pengajaran adalah suatu cara bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik. Dengan kata lain pengajaran adalah suatu proses yan dilakukan oleh para guru dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri.

Aspek-aspek pengajaran bahasa dapat dibagi atas 4 yaitu: struktur bahasa,  pengajaran kosakata, norma penggunaan bahasa, dan keterampilan berbahasa. Struktur adalah susunan bagian-bagian kalimat atau konstituen kalimat secara linear. Bahasa adalah  alat yang digunakan untuk menyampaikan isi pikiran dan perasaan,yang dituangkan melalui lisan dan tulisan. Sruktur bahasa dapat dibagi yaitu wacana, paragraf, kalimat, kata, fonem dan morfem. Adapun penejelsan dari struktur bahasa tersebut adalah sebagai berikut: Wacana adalah merupakan suatu kesatuan yang mana tersistem antar  bagian di dalam satu bahasa, paragraf yaitu merupakan kumpulan dari beberapa kalimat yang tersusun dalam satu kesatuan, kalimat adalah kalimat yang tersusun  dari bebrapa kata dengan pola tertentu misalnya subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K), pelengkap (Pel), kata yaitu merupakn kumpulan huruf yang tersusun menjadi satu kesatuan yang mengandung makna didalamnya,fonem yaitu merupakan unsur dari bahasa yang paling kecil dan fungsional namun dapat dibedakan makna dari kata yang disampaikan, Morfem yaitu merupakn unsur terkecil dalam bahasa dimna bentuknya tidak mengandung bagian-bagian yang mirip dengan bentuk lain,baik itu dilhat dari bunyinya maupun  maknanya.

Kosakata adalah perbendaharaan/kekayaan kata yang dimiliki oleh suatu bahasa. Kosakata merupakan komponen inti kecakapan bahasa dan memberikan dasar seberapa cakap pelajar berbicara, mendengarkan, membaca dan menulis. tanpa banyakknya kosakata yang dikuasai dan tanpa strategi pemerolehan kosakata baru, pelajar seringkali hanya sedikit sekali memperoleh dibandingkan dengan potensi yang mereka miliki dan pelajar juga takut menggunakan kesempatan belajar bahasa di sekitar mereka seperti mendengarkan radio, mendengarkan penutur asli,menggunakan bahasa untuk konteks yang berbeda, membaca, atau menontton televisi.

Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya, dalam situasi santai dan akrab, seperti di warung kopi, di pasar, di tempat arisan, dan di lapangan sepak bola hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang santai dan akrab yang tidak terlalu terikat oleh patokan. Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan aturan atau kaidah bahas Indoneia yang berlaku. Kaidah bahasa Indonesia itu meliputi kaidah ejaan, kaidah pembentukan kata, kaidah penyusunan kalimat, kaidah penyusunan paragraf, dan kaidah penataan penalaran.

Pengajaran Keterampilan Berbahasa Pengajaran bahasa Indonesia pada hakekatnya adalah pengajaran keterampilan berbahasa, bukan pelajaran tentang bahasa. Keterampilan-keterampilan berbahasa yang perlu ditekankan adalah keterampilan mendengar, membaca, berbicara, dan menulis. Semua keterampilan tersebut disajikan secara terpadu. Keterampilan membaca dan menulis perlu mendapat perhatian khusus sebab memang menumbuhkan tradisi atau kebiasaan untuk membaca dan menulis atau mengarang. Di sisi lain, karena kita hidup dalam tradisi lisan, pelatihan mendengar dan berbicara siswa cukup mendapat kesempatan dan rangsangan di luar kelas.

Aspek pengajaran struktur bahasa

Struktur adalah susunan bagian-bagian kalimat atau konstituen kalimat secara linear. Bahasa adalah  alat yang digunakan untuk menyampaikan isi fikiran dan perasaan,yang dituangkan melalui lisan dan tulisan. Srtuktur bahasa dapat dibagi yaitu wacana, paragraf, kalimat, kata, fonem dan morfem. Adapun penejelsan dari struktur bahasa tersebut adalah sebagai berikut: Wacana adalah merupakan suatu kesatuan yang mana tersistem antar  bagian di dalam satu bahasa, paragraf yaitu merupakan kumpulan dari beberapa kalimat yang tersusun dalam satu kesatuan, kalimat adalah kalimat yang tersusun  dari bebrapa kata dengan pola tertentu misalnya subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K), pelengkap (Pel), kata yaitu merupakn kumpulan huruf yang tersusun menjadi satu kesatuan yang mengandung makna didalamnya,fonem yaitu merupakan unsur dari bahasa yang paling kecil dan fungsional namun dapat dibedakan makna dari kata yang disampaikan, Morfem yaitu merupakn unsur terkecil dalam bahasa dimna bentuknya tidak mengandung bagian-bagian yang mirip dengan bentuk lain,baik itu dilhat dari bunyinya maupun  maknanya.

Unsur-unsur Dalam Kalimat

Subjek (S)
Di dalam sebuah kalimat subjek (S) adalah pelaku atau orang yang melakukan kegiatan tertentu.Subjek pada umumnya berupa kata benda seperti nama orang, binatang, tumbuhan, dan benda.
Contoh: budi,gajah,anggrek dan sekolah
Predikat (P)
Predikat adalah unsur kalimat yang menyatakan kegiatan yang sedang dilakukan oleh subjek.predikat biasana merupakan kata-kata kerja.
Contoh:Memasak,bermain dan menyanyi.
Objek (O)
Objek adalah sesuatu yang dikenai tindakan oleh subjek.sama seperti subjek,objek dapat berupa kata-kata benda.
Contoh:Ayah,harimau dan pakaian.
Keterangan (K)
Didalam sebuah kalimat keterangan menjelaskan bagaimana , bagaimana ,dimana atau kapan peristiwa dinyatakan dalam kalimat tersebut.keterngan didalam kalimat berupa:
Kerengan tempat = Di rumah, di sekolah, dan di pasar.
Keterangan cara = Dengan cepat,dengan serius dan dengan semangat.
Keteranagan tujuan = Agar lulus ujian,untuk bertemu ibunya dan supaya bersih.
Keterangan alat = Menggunakan pisau,mengendara motor dan menggunakan sekop.
Keterangan waktu = Pada hari minggu,jam 9 malam dan pada musim kemarau.
Keterangan penyerta = Bersama ayahnya dengan ibunya dan ditemani kakaknya.
Pelengkap (Pel)
Pelengkap adalah unsur kalimat yang fungsinya seperti objek (O) tetapi yang membeakannya adalah pelengkap tidak bisa dirubah menjadi subjekpada kalimat pasif.pelengkap biasana terletak setelah pridikat atau objek.
Contoh: Ia memakai baju bagus, ember itu berisi minyak tanah.
Contoh Kalimat :
S-P
Contoh: saya makan
S      P
S-P-O
Contoh: saya makan apel
S      P        O
S-P-O-Pel
Contoh: saya makan yang manis
S      P            Pel
S-P-O-Pel
Contoh: saya makan apel yang manis
     S   P O Pel
S-P-O-Pel-K
Contoh: saya makan apel yang manis dengan lahap
S       P       O         Pel  K
S-P-K
Contoh:saya makan dengan lahap
     S   PK
S-P-O-K
Contoh:saya makan apel dengan lahap
   S  P O K
S-P-Pel-K
Contoh: saya memakan yang manis dengan lahap
     S        P Pel K

Aspek Pengajaran Posakata

Pengertian Kosakata

Kosakata menurut Kridalaksana (1993: 122) sama dengan leksikon. Leksikon adalah (1) komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa; (2) kekayaan kata yang dimiliki seorang pembicara, penulis, atau suatu bahasa, (3) daftar kata yang disusun seperti kamus, tetapi dengan penjelasan singkat dan praktis (1993: 127). Sedangkan kosakata dalam KBBI (2001: 597) diartikan sebagai perbendaharaan kata. 

Pemakaian kata-kata dalam kegiatan berbahasa, pada umumya terbatas pada kata-kata yang sering digunakan. Masyarakat bahasa tidak dapat menggunakan semua kata-kata yang ada dalam suatu bahasa. Maka dalam hal ini kosakata dapat dikelompokkan atas dua bagian, yaitu kosakata “aktif” dan kosakata “pasif”. Kosakata aktif adalah kosakata yang sering digunakan dalam berbicara atau menulis, sedangkan kosakata pasif adalah kosakata yang jarang dipakai atau tidak pernah dipakai seseorang dalam berbicara ataupun menulis.     

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kosakata merupakan perbendaharaan katayang dimiliki seseorang dalam proses berbahasa, baik lisan maupun tulisan.Dalam proses berbahasa, terdapat kosakata yang sering digunakan oleh seseorangdalam kegiatan berbahasa sehari-hari (kosakata aktif) dan kosakata yang jarangatau tidak pernah digunakan seseorang dalam berkomunikasi (kosakata pasif).

Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pengajaran Kosakata

Kosakata merupakan bagian yang pokok dalam mempelajari bahasa, karna hakikat bahasa adalah sekumpulan kosakata. Oleh karena itu sebelum membicarakan tentang tehnik-teknik pengajaran kosakata perlu memperhatikan dasar-dasar pengajaran kosakata yaitu: 

  1. Azas hemat. 

Guru harus menghemat penggunaan kosakata sesuai dengan kemampuan siswa yaitu berupa kata-kata yang diperlukan saja. 

  1. Azas konteks. 

Kosa kata harus disampaikan dalam konteks (dimasukkan dalam kalimat) yang sebelumnya difahamkan terlebih dahulu melalui gerakan atau media pembelajaran seperti gambar stempel dan sebagainya, bukan melalui terjemah. 

  1. Azas pilihan dan gradasi. 

Kosakata yang diajarkan harus berdasarkan skala prioritas dan menganut azas gradasi dari yang mudah kepada yang sulit. 

 

  1. Teknik Pengajaran Kosakata 

     Ada beberapa teknik pembelajaran kosakata yang dapat digunakan, antara lain komunikata, kata selingkung, kartu kata, tunjuk abjad, kata salah benar, kata dari gambar, banding kata, kata berpasangan, kata kunci, bursa kata, dan sebagainya (Suyatno 2004: 66-80). 

  1. Komunikata

Tujuan teknik pembelajaran komunikata agar siswa dapat mengartikan kata dari berbagai segi menurut fungsi kata tersebut. Alat yang digunakan hanya alat tulis. Teknik ini dapat dilakukan secara perorangan maupun kelompok. 

  1. Kata Selingkung 

Tujuan teknik pembelajaran selingkung agar siswa dapat menentukan kata yang mempunyai makna berdekatan dengan kata tersebut. Umpamanya, guru menyodorkan kata akar kemudian siswa menyebutkan kata selingkungnya berupa batang, daun, buah, dan seterusnya. Alat yang dipergunakan kartu kata secukupnya. Kegiatan ini dapat dilakukan perseorangan maupun kelompok. 

  1. Kartu Kata 

Teknik kartu kata merupakan teknik pembelajaran kata majemuk melalui kartu. Kartu tersebut berukuran 2 cm lebarnya dan panjang 15 cm yang di dalamnya tertulis kata tunggal. Teknik pembelajaran ini dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Teknik pembelajaran kartu kata bertujuan agar siswa dapat dengan mudah, senang, dan bergairah dalam memahami kata majemuk melalui proses yang dilaluinya sendiri. 

  1. Tunjuk Abjad 

Tujuan pembelajaran tunjuk abjad adalah agar siswa dapat memproduksi kata dengan cepat dan banyak dalam waktu yang singkat. Ketika guru menyodorkan huruf s, siswa dapat menyebutkan sukses, sikat, sakit, susah, sehat, dan seterusnya asalkan kata tersebut diawali dengan huruf s. Alat yang dibutuhkan adalah kartu huruf sebanyak-banyaknya. Teknik ini dapat dilakuakan secara individu maupun kelompok. 

  1. Kata Salah Benar 

Tujuan teknik pembelajaran kata salah benar adalah agar siswa dapat memilih kata yang benar dan yang salah dengan cepat. Jika guru menyodorkan kata yang benar kepada siswa, siswa menuliskan huruf B di buku tulisnya. Siswa dapat menyebutkan kata yang benar dengan huruf B dan yang salah dengan huruf S. Umpamanya guru memperlihatkan di depan kelas kata apotik maka siswa segera menyebutkan huruf S ke dalam buku tulisnya pertanda kata tersebut ‘salah’. Alat yang dibutuhkan adalah lembar yang ditulisi kata yang benar maupun kata yang salah penulisannya. 

  1. Kata dari Gambar 

Teknik pembelajaran kata dari gambar bertujuan agar siswa dapat membuat kata dengan cepat berdasarkan gambar yang dilihat. Misalnya guru menunjukkan gambar banjir yang melanda sebuah desa. Dari gambar tersebut siswa meproduksi kata air, musibah, bencana, ikan, kotoran, berbau, dan seterusnya dalam waktu yang ditentukan. Alat yang dibutuhkan adalah gambar-gambar yang bervariasi sesuai dengan tema pembelajaran, yang berukuran sama dengan kalender besar. 

  1. Banding Kata 

Tujuan teknik pembelajaran banding kata adalah agar siswa dapat mengartikan kata yang bersinonim atau berantonim. Siswa diberi 4 kata yang bersinonim atau 2 kata yang berantonim kemudian siswa memaknai masing-masing kata sehingga menemukan persamaan atau perbedaan melalui pembandingan. Alat yang digunakan adalah amplop dan kartu kata yang ditempel di kertas manila agar dapat digunakan dalam pembelajaran berikutnya. 

  1. Kata Berpasangan 

Tujuan teknik pembelajaran kata berpasangan adalah agar siswa dapat membuat kata majemuk dengan cepat dan tepat. Tiap siswa menerima satu kata kemudian siswa tersebut mencari pasangan dengan teman yang lain sambil mencocokkan kata yang diterima masing-masing yang dapat membentuk kata majemuk. Alat yang digunakan adalah kartu kata sejumlah siswa. 

  1. Kata Kunci 

Tujuan teknik pembelajaran kata kunci adalah agar siswa dapat menentukan kata yang dapat mewakili isi bacaan atau isi tulisan. Saat diberikan satu lembar tulisan, siswa dapat memaknai tulisan tersebut dengan minimal 5 kata. Umpamanya, setelah siswa diberikan tulisan Surabaya, siswa langsung menuliskan kata kemacetan, kumuh, banjir, polusi, dan sibuk. Alat yang diperlukan fotokopi tulisan yang sesuai dengan tema pembelajaran. Kegiatan ini dapat dilakukan secara perseorangan maupun kelompok. 

  1. Bursa Kata 

Teknik pembelajaran bursa kata bertujuan agar siswa dapat menerangkan makna serta memahami strukturnya secara cepat berdasarkan kemampuan siswa sendiri. Alat yang dibutuhkan adalah stoples besar yang tembus pandang dengan isi potongan kata sebanyak-banyaknya (kata dapat berjumlah ratusan). Akan lebih baik, kata tersebut ditempel di atas kertas manila atau kertas yang agak tebal agar awet. Kata dapat diperoleh dari membuat sendiri atau menggunting kata dari koran, majalah, atau surat.    

Aspek Pengajaran Norma Penggunaan Bahasa

  1. Bahasa yang Baik

Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya, dalam situasi santai dan akrab, seperti di warung kopi, di pasar, di tempat arisan, dan di lapangan sepak bola hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang santai dan akrab yang tidak terlalu terikat oleh patokan. Dalam situasi resmi dan formal, seperti dalam kuliah, dalam seminar, dalam sidang DPR, dan dalam pidato kenegaraan hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang resmi dan formal, yang selalu memperhatikan norma bahasa.

  1.  Bahasa yang Benar

Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan aturan atau kaidah bahas Indoneia yang berlaku. Kaidah bahasa Indonesia itu meliputi kaidah ejaan, kaidah pembentukan kata, kaidah penyusunan kalimat, kaidah penyusunan paragraf, dan kaidah penataan penalaran. Jika kaidah ejaan digunakan dengan cermat, kaidah pembentukan kata ditaati dengan konsisten, pemakaian bahasa Indonesia dikatakan benar. Sebaliknya, jika kaidah-kaidah bahasa itu kurang ditaati, pemakaian bahasa tersebut dianggap tidak benar/tidak baku.

Oleh karena itu, kaidah yang mengatur pemakaian bahasa itu meliputi kaidah pembentukan kata, pemilihan kata, penyusunan kalimat, pembentukan paragraf, penataan penalran, serta penerapan ejaan yang disempurnakan. Kaidah-kaidah itu diungkapkan lebih lanjut pada bagian lain, dengan dilengkapi contoh yang salah dan contoh yang benar.

  1. Bahasa yang Baik dan Benar

Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku serta sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia. Jika bahasa diibaratkan pakaian, kita akan menggunakan pakaian renang pada saat akan berenang di kolam renang sambil membimbing anak-anak belajar berenang. Akan tetapi, tentu kita akan mengenakan pakaian yang disetrika rapi, sepatu yang mengkilat, dan seorang laki-laki mungkin akan menambahkan dasi yang bagus pada saat ia menghadiri suatu pertemuan resmi, pada saat menghadiri pesta perkawinan rekan sejawat, atau pada saat menghadiri sidang DPR.

Aspek pengajaran keterampilan berbahasa

Pengajaran Keterampilan Berbahasa Pengajaran bahasa Indonesia pada hakekatnya adalah pengajaran keterampilan berbahasa, bukan pelajaran tentang bahasa. Keterampilan-keterampilan berbahasa yang perlu ditekankan adalah keterampilan mendengar, membaca, berbicara, dan menulis. Semua keterampilan tersebut disajikan secara terpadu. Keterampilan membaca dan menulis perlu mendapat perhatian khusus sebab memang menumbuhkan tradisi atau kebiasaan untuk membaca dan menulis atau mengarang. Di sisi lain, karena kita hidup dalam tradisi lisan, pelatihan mendengar dan berbicara siswa cukup mendapat kesempatan dan rangsangan di luar kelas. Tradisi membaca dan menulis memang belum dapat diharapkan dari masyarakat. Minat baca yang tinggi akan berpengaruh terhadap keterampilan berbahasa yang lain, misalnya menulis.

Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki siswa. Seorang penulis dituntut mempunyai kemampuan untuk dapat melahirkan dan menyatakan pada orang lain apa yang dirasakan, dikehendaki dan dipikirkan dengan bahasa tulis. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting dalam kehidupan modern seperti sekarang ini. Pembinaan yang sebaiknya terhadap pengajaran menulis bukan saja menghasilkan siswa-siswa yang memiliki kemampuan menulis yang baik, tetapi juga akan mengembangkan potensi pengajar bahasa Indonesia yang selama ini sering dikatakan kurang efektif. Menulis adalah suatu cara yang terbaik untuk mengembangkan keterampilan menggunakan bahasa. Selain itu, keterampilan menulis banyak berhubungan dengan pikiran. Pada mulanya dikatakan bahwa “menulis” merupakan suatu kegiatan yang jauh lebih aktif daripada ‘membaca’ pernyataan tersebut muncul dengan alasan bahwa seseorang penulis selalu aktif berpikir tentang materi yang ingin disampaikan dan kemudian secara aktif juga menyatakannya dengan dan dalam bahasa yang sesuai agar mudah dipahami oleh orang lain

Dari pendapat ini dapat dikatakan bahwa ada hubungan timbal balik antara pikiran dan bahasa. Sebuah teori mengatakan bahwa pikiran dapat dinyatakan sebagai suatu mental bahasa yang terdiri dari tanda-tanda atau lambang-lambang yang istimewa. Oleh karena itu semakin teratur pikiran seseorang diharapkan semakin teratur pula kalimat yang dinyatakan. Dengan demikian, susunan kalimat yang teratur merupakan salah satu indikator kejernihan pikiran seseorang. Maka jelaslah bahwa erat kaitannya antara bahasa (terutama bahasa tulis) dengan pikiran seseorang. Melalui mengarang dapat ditingkatkan keterampilan menyusun kalimat yang merupakan pernyataan dari sesuatu yang dirasakan, dipikirkan, maupun berupa tanggapan terhadap sesuatu, seseorang serta kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan pendapat bahwa manusia dapat mengembangkan pikiran melaui menulis karangan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnnya adalah salah satu cara pembinaan bahasa Indonesia melalui program pendidikan formal. Tujuan pembinaan bahasa Indonesia adalah meningkatkan mutu sikap dan motivasi penggunaan bahasa Indonesia dalam masyararakat Indonesia. Sedangkan tujuan pengajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran murid-murid dalam menggunakan bahasa Indonesia. Tujuan tersebut akan tercapai apabila bahasa Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting di dalam kehidupan siswa. Telah diketahui bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa nasional dan bahasa negara dengan peranannya masing-masing. Sehingga pengajaran bahasa Indonesia harus mengarahkan siswa kepada kemampuan menggunakan bahasa Indonesia dalam berbagai fungsinya.

Simpulan

Struktur adalah susunan bagian-bagian kalimat atau konstituen kalimat secara linear. Bahasa adalah  alat yang digunakan untuk menyampaikan isi fikiran dan perasaan,yang dituangkan melalui lisan dan tulisan. Srtuktur bahasa dapat dibagi yaitu wacana, paragraf, kalimat, kata, fonem dan morfem. Adapun penejelsan dari struktur bahasa tersebut adalah sebagai berikut: Wacana adalah merupakan suatu kesatuan yang mana tersistem antar  bagian di dalam satu bahasa, paragraf yaitu merupakan kumpulan dari beberapa kalimat yang tersusun dalam satu kesatuan,kalimat adalah kalimat yang tersusun  dari bebrapa kata dengan pola tertentu, kata yaitu merupakn kumpulan huruf yang tersusun menjadi satu kesatuan yang mengandung makna didalamnya,fonem yaitu merupakan unsur dari bahasa yang paling kecil dan fungsional namun dapat dibedakan makna dari kata yang disampaikan, Morfem yaitu merupakn unsur terkecil dalam bahasa dimna bentuknya tidak mengandung bagian-bagian yang mirip dengan bentuk lain,baik itu dilhat dari bunyinya maupun  maknanya.


Kosakata merupakan komponen inti kecakapan bahasa dan memberikan dasar seberapa cakap pelajar berbicara, mendengarkan, membaca dan menulis. tanpa banyakknya kosakata yang dikuasai dan tanpa strategi pemerolehan kosakata baru, pelajar seringkali hanya sedikit sekali memperoleh dibandingkan dengan potensi yang mereka miliki Dan pelajar juga takut menggunakan kesempatan belajar bahasa di sekitar mereka seperti mendengarkan radio, mendengarkan penutur asli,menggunakan bahasa untuk konteks yang berbeda, membaca, atau menontton televisi.

Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesusai dengan norma kemasyarakatan yan berlaku dan sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia. Jika bahasa diibaratkan pakaian, kita akan menggunakan pakaian renang pada saat akan berenang di kolam renang sambil membimbing anak-anak belajar berenang. Akan tetapi, tentu kita akan mengenakan pakaian yang disetrika rapi, sepatu yang mengkilat, dan seorang laki-laki mungkin akan menambahkan dasi yang bagus pada saat ia menghadiri suatu pertemuan resmi,

Pengajaran Keterampilan Berbahasa Pengajaran bahasa Indonesia pada hakekatnya adalah pengajaran keterampilan berbahasa, bukan pelajaran tentang bahasa. Keterampilan-keterampilan berbahasa yang perlu ditekankan adalah keterampilan mendengar, membaca, berbicara, dan menulis.



Referensi / Daftar Pustaka


Soedjito, Saryono. Djoko. 2011. Kosakata Bahasa Indonesia. Penerbit Aditya Media Publishing
Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik Edisi Ketiga. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC.

Sitasi/Citation/Jadikan Daftar Pustaka Artikel Ini:
Azzahra, I.S.S. (2023).Aspek Pengajaran Bahasa Indonesia dalam Kaitannya dengan Keterampilan Berbahasa. Pustaka, pp.31. Retrieved from https://www.salamahazzahra.com/pustaka/makalah-bahasa-indonesia/31/aspek-pengajaran-bahasa-indonesia-dalam-kaitannya-dengan-keterampilan-berbahasa/

Baca Full Text (PDF) Diary Siti Salamah Azzahra






Makalah Bahasa Indonesia Lainnya
Sumber dan Penyebab Kesalahan Berbahasa dalam  Bahasa Ibu, Lingkungan, dan Kebiasaan
Minggu, 02 Juli 2023 07:06 WIB
Sumber dan Penyebab Kesalahan Berbahasa dalam Bahasa Ibu, Lingkungan, dan Kebiasaan
Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan interaksi dan komunikasi dengan individu lain untuk menjalani sebuah kehidupan, alat untuk melakukan komunikasi dan interaksi itu adalah bahasa
Hubungan Kemampuan Efektif Membaca dengan Strategi Membaca
Rabu, 21 Juni 2023 23:35 WIB
Hubungan Kemampuan Efektif Membaca dengan Strategi Membaca
Beberapa pakar pendidikan dan pengajaran membaca menyamakan istilah KEM dengan speed reading (membaca cepat). Kemampuan membaca cepat atau kecepatan membaca itu ditunjukkan oleh kemampuan membaca sejumlah kata yang dibaca dalam satuan menit (kata per menit)
Kaitan Linguistik Struktural dengan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Kamis, 15 Juni 2023 22:41 WIB
Kaitan Linguistik Struktural dengan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Linguistik struktural merupakan kajian linguistik yang membahas bahasa menggunakan pendekatan pada bahasa itu sendiri. Linguistik struktural sering dipertentangkan dengan linguistik tradisional. Linguistik struktural mengkaji bahasa dari ciri formal yang ada di dalam bahasa, sedangkan linguistik tradisional mengkaji tataran filsafat dan semantik.
Apresiasi Puisi Diksi dengan Gaya Bahasa
Selasa, 13 Juni 2023 22:53 WIB
Apresiasi Puisi Diksi dengan Gaya Bahasa
Diksi atau pilihan kata dalam praktik berbahasa sesungguhnya mempersoalkan kesanggupan sebuah kata dapat juga frasa atau kelompok kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengarnya. Indonesia memiliki bermacam-macam suku bangsa dan bahas
Penulisan Pengutipan dan Daftar Pustaka Menurut American Psychological Association (APA) dalam Karya Tulis Ilmiah
Selasa, 06 Juni 2023 04:22 WIB
Penulisan Pengutipan dan Daftar Pustaka Menurut American Psychological Association (APA) dalam Karya Tulis Ilmiah
Tuntutan seseorang yang berkelut di bidang pendidikan khususnya adalah mampu menciptakan karya tulis ilmiah dengan baik. Tuntutan tersebut dapat berupa tuntutan tugas maupun yang hendak melakukan penelitian. Di dalam membuat sebuah karya ilmiah, kita diharuskan untuk tidak menjiplak karya orang lain karena itu melanggar hak cipta.
Teknik Membaca dengan Metode CATU, metode Surtabaku, dan metode SQ4R
Rabu, 31 Mei 2023 15:39 WIB
Teknik Membaca dengan Metode CATU, metode Surtabaku, dan metode SQ4R
Ada beberapa teknik membaca untuk memudahkan pembaca dalam memahami sebuah bacaan salah satunya yaitu dengan metode CATU, metode Surtabaku, dan metode SQ4R. Pengajaran metode membaca dan sangat fleksibel penerapannya untuk gaya belajar apapun, yaitu dengan teknik membaca yang memiliki konteks yang hampir sama seperti teknik membaca dengan metode CATU, metode Surtabaku serta metode SQ4R