Bahasa Indonesia di Tengah Wabah Virus Corona

Bahasa Indonesia di Tengah Wabah Virus Corona

Oleh | Selasa, 24 Maret 2020 07:33 WIB | 1.763 Views

Siapapun pasti sedih dengan mewabahnya virus corona, hampir semua sendi kehidupan terpukul dengan adanya wabah ini, bagaimana tidak, banyak aktivitas yang harus benar-benar dibatasi bahkan dihentikan, demi menekan penyebaran virus yang bernama resmi Covid-19 ini. Semua bergerak, berusaha untuk berperan. Lalu bagaimana bahasa Indonesia ditengah wabah corona ini?

Sebagai insan yang bergelut dalam bidang bahasa dan pendidikan, saya sangat mengapresiasi semua pihak yang terus berperan aktif untuk membuat berbagai informasi tentang virus corona ini, terkhusus untuk pihak-pihak yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dan penggunaan istilah-istilah berbahasa Indonesia.

Pertama, saya sangat senang dengan penggunakan kependekan Pikobar yang merupakan kependekan dari Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat. Namanya enak terdengar, bahkan dijadikan subdomain di website Pemprov Jabar yang beralamat di pikobar.jabarprov.go.id, sebagai pusat informasi. Walaupun sedikit dipaksakan dan tidak benar-benar menggunakan kaidah dalam membuat sebuah kependekan atau singkatan, namun upaya ini membuat senang kami para penggiat bahasa Indonesia.

Kedua, penggunaan beberapa singkatan dalam memberikan status terhadap orang yang terserang virus corona ini juga sangatlah relevan dan tepat, walaupun beberapa lebih memilih kata suspect ketimbang menggunakan kata ODP (Orang Dalam Pengawasan). Seperti kita ketahui bersama, beberapa istilah berbahasa Indonesia resmi digunakan dalam penanganan wabah Corona ini seperti:

  1. ODP (Orang Dalam Pemantauan)

    ODP adalah orang dalam pemantauan, biasanya memiliki gejala ringan seperti batuk, sakit tenggorokan, demam, tetapi tidak ada kontak erat dengan penderita positif. Orang dengan status ODP biasanya tidak perlu rawat inap di rumah sakit tetapi akan diminta untuk melakukan isolasi secara mandiri di rumah setidaknya selama 14 hari hingga kondisi membaik. Penggunaan kata pemantauan bila dibandingkan dengan kata pengawasan sangat tepat sekali, apalagi bila dilihat tingkatnya.

  2. PDP (Pasien Dalam Pengawasan)
    Pasien dalam Pengawasan adalah orang yang memiliki gejala-gejala terjangkit dan memiliki rekam jejak atau kontak dengan orang yang telah terjangkit corona. PDP dikriteriakan sesuai gejalanya, seperti demam, batuk, sesak nafas, sakit tenggorokan. Atau dari hasil observasi ada saluran nafas bawah yang terganggu serta terjadi kontak erat dengan penderita positif atau dari daerah yang terjangkit
  3. Positif
    Kata positif digunakan sebagai padanan kata Confirm, artinya secara klinis, orang yang bersangkutan telah dinyatakan terjangkit Corona dari hasil pengetesan laboratorium. Kata positif juga sangat tepat digunakan dalam hal ini, kata positif menunjukan kepastian sebuah status dan tidak ada keraguan lagi. Seperti dalam istilah positif hamil, artinya, secara klinis dinyatakan hamil.
  4. Isolasi
    Isolasi adalah istilah perawatan kesehatan yang berarti menjauhkan orang-orang yang terinfeksi penyakit menular dari mereka yang tidak terinfeksi, biasanya dilakukan di ruangan khusus isolasi.
  5. Karantina
    Berbeda dengan isolasi, istilah karantina memiliki cangkupan ruang yang lebih luas, walaupun sama-sama "dikurung" tetapi biasanya dilakukan dilokasi tertentu atau di rumah, hal ini dilakukan untuk menekan dan mengawasi apakah orang yang dikarantina menunjukan gejala terinfeksi corona atau tidak.
  6. Wabah
    Menurut KBBI, wabah berari penyakit menular yang berjangkit dengan cepat, menyerang sejumlah besar orang di daerah yang luas (seperti wabah cacar, disentri, kolera)
  7. Epidemi
    Masih dari KBBI, Epidemi berarti penyakit menular yang berjangkit dengan cepat di daerah yang luas dan menimbulkan banyak korban, misalnya penyakit yang tidak secara tetap berjangkit di daerah itu.
  8. Pandemi

          Wabah yang berjangkit serempak dimana man, meliputi geografi yang luas, setara dengan taraf internasional.

 

Istilah-istilah bahasa Indonesia diatas memang dalam kenyataanya "bertarung" dengan istilah asing di Masyarakat, tapi nyatanya kita masih bisa menggunakan istilah berbahasa Indonesia, walaupun membutuhkan edukasi yang tidak mudah.

Siapapun tentu berharap kita semua, baik di Indonesia maupun diseluruh dunia supaya wabah corona ini segera berlalu, dan kita bisa beraktivitas seperti biasa, tanpa ada rasa khawatir. Aamiin.


Baca Full Text (PDF) Diary Siti Salamah Azzahra






Sudut Pandang Lainnya
Kuatnya Bahasa Indonesia dalam Pergaulan Internasional, Sekuat Negaranya
Jum'at, 29 Juli 2022 07:54 WIB
Kuatnya Bahasa Indonesia dalam Pergaulan Internasional, Sekuat Negaranya
Mau tidak mau, suka tidak suka, pernyataan bahwa, kuatnya sebuah negara sangat dipengaruhi oleh kedigdayaan negara asal bahasa itu sendiri. Ibaratnya, seseorang yang suka terhadap lawan jenis, maka ia akan sekuat tenaga mempelajarinya, termasuk bahasa yang dia gunakan.
Wattpad yang Semakin Digandrungi Generasi Kini, Apa Sebabnya?
Selasa, 29 Maret 2022 08:22 WIB
Wattpad yang Semakin Digandrungi Generasi Kini, Apa Sebabnya?
Sepertinya Wattpad makin populer saja di Indonesia, platform yang dikenal di Indonesia dengan kumpulan karya cerpen maupun jenis tulisan lainnya ini saat ini menempati satu dari sekian website dan aplikasi yang banyak digunakan oleh generasi Z, kenapa ya?
Mahasiswa dan Dosen Tak Ingin Lagi Tatap Muka?
Selasa, 20 April 2021 22:28 WIB
Mahasiswa dan Dosen Tak Ingin Lagi Tatap Muka?
Mendengar kabar hasil survey Universitas Indonesia terkait perkuliahan tatap muka atau daring? hasilnya memang cukup membuat gaduh sosial media, karena bila dilihat dari keseluruhan hasil survey ternyata baik mahasiswa maupun dosen lebih suka pembelajaran daring daripada pembelajaran tatap muka. Bagaimana yah?
Jurnalistik Kekinian Ala Narasi TV
Kamis, 29 Oktober 2020 22:11 WIB
Jurnalistik Kekinian Ala Narasi TV
Mata saya setidaknya fokus sekitar sembilan menit ketika menonton video yang berjudul 62 Menit Operasi Pembakaran Halte Sarinah yang diunggah oleh akun Youtube Narasi Newsroom, saya sangat takjub, dalam hati saya berucap, mungkin inilah contoh kolaborasi antara Jurnalistik, Bahasa dan Teknologi.