Mahasiswa dan Dosen Tak Ingin Lagi Tatap Muka?

Mahasiswa dan Dosen Tak Ingin Lagi Tatap Muka?

Oleh | Selasa, 20 April 2021 22:28 WIB | 667 Views

Mendengar kabar hasil survey Universitas Indonesia terkait perkuliahan tatap muka atau daring? hasilnya memang cukup membuat gaduh sosial media, karena bila dilihat dari keseluruhan hasil survey ternyata baik mahasiswa maupun dosen lebih suka pembelajaran daring daripada pembelajaran tatap muka. Bagaimana yah?

Menurut Kompas, responden survei tersebut terdiri dari 18.923 mahasiswa dan 1.610 dosen dari 14 fakultas, Sekolah Ilmu Lingkungan, Sekolah Kajian Stratejik dan Global, dan Program Pendidikan Vokasi.

Pembelajaran tatap muka penuh menjadi opsi yang paling sedikit dipilih, yaitu hanya 4.542 (24 persen) mahasiswa. Hasil lebih terperinci sebanyak 9.083 (48 persen) mahasiswa memilih KBM bauran dan 5.298 (28 persen) mahasiswa memilih KBM daring penuh. Sementara jika melihat dari survey yang dilakukan dari sisi dosen, 982 (61 persen) memilih blended-learning, kemudian 483 (30 persen) memilih pembelajaran daring penuh. Pembelajaran tatap muka penuh hanya dipilih oleh sisanya, sekitar 9 persen responden.

Behavior Baru Efek Pendemi

Saya melihat bahwa banyak orang yang merasa nyaman dengan pembelajaran daring, alasannya tentu banyak, salah satunya adalah tidak harus pergi dan berangkat ke kampus yang memang diperkotaan sangat menguras tenaga, kita tau bersama bahwa Universitas Indonesia terletak di daerah perkotaan yang memang sangat padat. Survey yang sama saya pikir akan berbeda bila ditempat lain, walaupun hati kecil saya mengatakan tidak akan begitu jauh beda.

Fenomena ini memang tidak bisa dipungkiri akibat kebiasaan yang sudah nyaman dilakukan selama masa pendemi, lebih dari satu tahun sudah. Mahasiswa maupun dosen sudah terlanjur nyaman dengan Zooming atau platform lainnya, sebagian menggunakan Learning Management System semacam Google Classroom. Selain itu, tersedianya infrastruktur yang sudah kadong dibeli dan stabil digunakan membuat mahasiswa maupun dosen merasa pembelajaran menggunakan daring sudah cukup.

Mengembalikan Semangat Tatap Muka

Pastinya tidak mudah, bagaimanapun merubah kebiasaan orang yang sudah berjalan lebih dari satu tahun tidaklah mudah. Namun demikian, saya masih meyakini bahwa pembelajaran tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang terbaik yang ada. Butuh tenaga untuk kampus dan lebih luasnya lagi Pemerintah dalam hal ini untuk mengembalikan semangat civitas akademik untuk kembali tatap muka bila pendemi mereda.

Tidak Meninggalkan Daring Sepenuhnya

Bila suatu hari kembali normal seperti sediakala, pembelajaran daring menurut saya masih harus ada, namun bukan menjadi yang utama. Pelatihan ataupun webinar bisa dilakukan untuk menambah pengetahuan mahasiswa dengan menghadirkan pemateri yang memang secara fisik sulit untuk dihadirkan didalam kelas, semisal pembicara dari luar negeri. Selain itu, penggunaan LMS yang biasa dilakukan tentu harus terus ditingkatkan.

 


Baca Full Text (PDF) Diary Siti Salamah Azzahra






Sudut Pandang Lainnya
Kuatnya Bahasa Indonesia dalam Pergaulan Internasional, Sekuat Negaranya
Jum'at, 29 Juli 2022 07:54 WIB
Kuatnya Bahasa Indonesia dalam Pergaulan Internasional, Sekuat Negaranya
Mau tidak mau, suka tidak suka, pernyataan bahwa, kuatnya sebuah negara sangat dipengaruhi oleh kedigdayaan negara asal bahasa itu sendiri. Ibaratnya, seseorang yang suka terhadap lawan jenis, maka ia akan sekuat tenaga mempelajarinya, termasuk bahasa yang dia gunakan.
Wattpad yang Semakin Digandrungi Generasi Kini, Apa Sebabnya?
Selasa, 29 Maret 2022 08:22 WIB
Wattpad yang Semakin Digandrungi Generasi Kini, Apa Sebabnya?
Sepertinya Wattpad makin populer saja di Indonesia, platform yang dikenal di Indonesia dengan kumpulan karya cerpen maupun jenis tulisan lainnya ini saat ini menempati satu dari sekian website dan aplikasi yang banyak digunakan oleh generasi Z, kenapa ya?
Jurnalistik Kekinian Ala Narasi TV
Kamis, 29 Oktober 2020 22:11 WIB
Jurnalistik Kekinian Ala Narasi TV
Mata saya setidaknya fokus sekitar sembilan menit ketika menonton video yang berjudul 62 Menit Operasi Pembakaran Halte Sarinah yang diunggah oleh akun Youtube Narasi Newsroom, saya sangat takjub, dalam hati saya berucap, mungkin inilah contoh kolaborasi antara Jurnalistik, Bahasa dan Teknologi.
Bahasa Indonesia di Tengah Wabah Virus Corona
Selasa, 24 Maret 2020 07:33 WIB
Bahasa Indonesia di Tengah Wabah Virus Corona
Siapapun pasti sedih dengan mewabahnya virus corona, hampir semua sendi kehidupan terpukul dengan adanya wabah ini, bagaimana tidak, banyak aktifitas yang harus benar-benar dibatasi bahkan dihentikan, demi menekan penyebaran virus yang bernama resmi Covid-19 ini. Semua bergerak, berusaha untuk berperan. Lalu bagaimana bahasa Indonesia ditengah wabah corona ini?